Monday, December 15, 2014

Cinta. Cinta. Cinta.



Saat istri mencium tangan suami, ia sedang mengatakan "aku menghormatimu dan mencintaimu" maka balaslah dengan mencium tangannya juga karena ia akan mendengar "aku menyayangimu dan akan menjaga kehormatanmu"

Dan apa yang orang pikir saat melihat adegan ini?


Kebanyakan orang-terutama para lelaki akan berpikir bahwa sang suami merendahkan dirinya dengan mencium tangan istrinya. Mudah-mudahan saya keliru. 
Karena dalam cinta, tidak ada yang lebih rendah atau lebih tinggi.
Tidak ada yang bodoh atau pintar. 
Cinta tidak mengenal kosa kata perbandingan semacam itu. 
Ia hanya tahu cinta. 
Cinta hanya mengerti cinta.
Tak ada kompetisi.
Tak ada pertarungan.
Tak ada yang kalah atau menang.
Karena ia adalah cinta yang hanya bisa bersanding dengan kasih sayang, penghormatan, pemuliaan, saling jaga, saling memuliakan.
Cinta adalah anugerah, niscaya ia akan indah.
Tidak pada waktunya, akan tetapi saat ini. 
Harus detik ini. 
Tidak suatu saat nanti. 
Tidak di masa yang akan datang.
Ia hadir hari ini. 
Saat ini. 
Detik ini.
Cinta adalah keindahan hari ini.
Ia hanya bisa dilihat sebagai kenangan bukan rencana.
Cinta tidak ada rencana.
Ia dari Sang Maha Pencinta, maka ia adalah indah.
Maka ia adalah cinta. Cinta. Cinta. 
Bukan kerja, kerja, kerja,
apalagi kodok, kodok, kodok...


Jakarta, 16 Desember 2014